Pada hari Kamis kemarin, seorang pramuwisata lokal bernama Mercu Saleo menemukan 11 bangkai hiu tanpa sirip dan kulit yang telah membusuk di perairan Kepulauan Pam, tepatnya di Tanjung Piaynemo. Bangkai itu ditemukan di atas dua rakit yang mengapung tanpa awak.
Penemuan itu pun mengundang tanda tanya, mengingat Raja Ampat sebagai kawasan konservasi perairan yang dikunjungi oleh banyak penyelam di dunia.
"Saya coba kirimkan tim crisis untuk berkordinasi dengan dinas pariwisata di Raja Ampat. Responnya begini, pertama perlu ada klarifikasi dulu, karena rakit itu hanyut ya. Yang menemukan itu adalah tur guide yang di atas rakit itu ada bangkai ikan hiu. Jadi motifnya apa, itu yang sedang dilakukan upaya untuk menyelidiki," ujar Guntur.
Dikatakan lebih lanjut oleh Guntur, ternyata kejadian itu bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya juga sempat ditemukan satu hiu mati yang terikat di atas rakit di Raja Ampat.
"Dulu pernah ada kejadian juga, satu hiu mati lalu modusnya hampir sama. Hiu mati lalu diikat di rakit lalu mungkin hanyut atau sengaja dihanyutkan ke Raja Ampat. Jadi ini bukan kejadian pertama," tutur Guntur.
Atas peristiwa tersebut, Guntur meminta semua pihak untuk berhati-hati. Bisa saja itu jadi upaya untuk menjatuhkan pariwisata Raja Ampat.
"Kita harus hati-hati juga, karena ini sebetulnya bukan perilaku lokal. Karena masyarakat lokal tidak mengenal rakit sebagai alat tangkap atau transportnya. Dari otoritas Raja Ampat termasuk Kadispar sendiri mengatakan kalau ini bukan perilaku masyarakat di sana, apalagi rakit tak lazim digunakan oleh masyarakat setempat. Hasil kordinasi kita begitu," ujar Guntur.
Butuh tempat bermain Togel Online, silahkan klik disini Bandar Togel Online Terpercaya atau Agen Togel Online Terpercaya
No comments:
Post a Comment