Live303 - Seorang perampok di Rio de Janeiro, Brazil, mengawali tahun ini dengan wajah bonyok. Aksinya menodong perempuan yang sedang menunggu taksi di depan apartemen berbuah kesialan.Perempuan yang dia todong adalah petarung Ultimate Fighting Championship (UFC), Polyana Viana.
Dia mengaku, awalnya didatangi seorang lelaki. " Dia duduk di sampingku," kata Viana, dikutip dari Gunaberita.Lelaki itu kemudian bertanya soal waktu. Viana pun menjawabnya. Namun lelaki itu tak mau pergi." Aku kemudian menggeser letak ponselku. Dan dia berkata `berikan ponselmu. Jangan bergerak, karena aku bersenjata`. Kemudian dia seolah mengambil pistol," ujar Viana.Lelaki itu, kata Viana, sangat dekat. Dia tak mau kalah cepat dengan perampok itu. " Aku berdiri. Aku menonjoknya dua kali dan menendangnya. Dia ambruk, kemudian aku mencekik lehernya dari depan," ucap dia.Viana kemudian kembali duduk kembali. Dia kemudian berkata,"Sekarang kita tunggu polisi datang."Sambil menunggu polisi, Viana mencari pistol yang digunakan untuk mengancamnya. Ternyata, pistol itu hanya pistol mainan yang terbuat dari karton kardus.
Butuh tempat bermain JUDI BOLA ONLINE Silakan klik AGEN SBOBET IBCBET AGEN BOLA ONLINE AGEN SBOBET 25RB atau PREDIKSI PERTANDINGAN
Dia mengaku, awalnya didatangi seorang lelaki. " Dia duduk di sampingku," kata Viana, dikutip dari Gunaberita.Lelaki itu kemudian bertanya soal waktu. Viana pun menjawabnya. Namun lelaki itu tak mau pergi." Aku kemudian menggeser letak ponselku. Dan dia berkata `berikan ponselmu. Jangan bergerak, karena aku bersenjata`. Kemudian dia seolah mengambil pistol," ujar Viana.Lelaki itu, kata Viana, sangat dekat. Dia tak mau kalah cepat dengan perampok itu. " Aku berdiri. Aku menonjoknya dua kali dan menendangnya. Dia ambruk, kemudian aku mencekik lehernya dari depan," ucap dia.Viana kemudian kembali duduk kembali. Dia kemudian berkata,"Sekarang kita tunggu polisi datang."Sambil menunggu polisi, Viana mencari pistol yang digunakan untuk mengancamnya. Ternyata, pistol itu hanya pistol mainan yang terbuat dari karton kardus.
No comments:
Post a Comment